"In The Name Of Allah, The Most Gracious, Most Merciful"
Allahumma Solli 'Ala Saiyidina Muhamad, wa'ala Aali Saiyidina Muhamad.
Assalamualaikum wbt.
Serangkaian hikmah dan
kisah di bawah ini disampaikan oleh seorang yang terkenal dengan nasehat-
nasehatnya yang dikemas dalam bentuk Hikmah. Seorang ‘Alim yang telah berhasil
mendidik murid-muridnya. Beliau adalah ‘Arif Al-Habib Muhammad bin
Hadi Assegaf, lahir pada tahun 1291 H di era abad ke-21 ini.
Beliau menggambarkan
bahwa bagaimanapun juga rumitnya pengertian baik itu tentang ilmu agama, hikmah
dan lain sebagainya, jika disampaikan dalam format kisah-kisah ringan akan
lebih mudah dicerna. Beliau tak henti-hentinya mengingatkan khususnya kepada
para pemuda untuk selalu rajin dalam menuntut ilmu agama dan tidak
bermalas-malasan dalam mengerjakan amal ibadah dan taat kepada Allah SWT.
Suatu hari Habib
Muhammad bin Hadi Assegaf menyalakan lampu, beliau berkata: Ini adalah cahaya
lahiriyah. Jika lampu ini padam, kita tidak bisa melihat apa-apa dan akan
berada dalam kegelapan. Adapun cahaya bathin adalah cahaya di hati yang
dinyalakan oleh perasaan cinta dan irfan (ma’rifat). Cinta
dan irfan diperoleh karena selalu taat kepada Allah Yang Maha
Pengasih. Dalam diri orang yang memiliki cahaya ini akan muncul karomah. Kita
ini bukannya berusaha mencari karomah-karomah tetapi malah mematikan cahaya di
hati dengan banyak melakukan maksiat dan sedikit berbuat taat.
Sesunguhnya telah
banyak cahaya muncul. Contohnya, Imam Abu Harbah jika keluar dari rumah muncul
dari tubuhnya cahaya seperti menara.
Suatu hari ketika Imam
Nawawi RA sedang belajar tiba-tiba lampunya mati kemudian dari ibu jari beliau
muncul cahaya. Sedang karomah Imam Rafi’i RA ialah jika lampu mati,
pepohonan menyinarinya.
Keramat yang agung ini
tidak hanya untuk Imam Nawawi dan Imam Rafi’i saja, akan tetapi untuk semua
orang termasuk kita. Ayah dan ibu mereka adalah Adam dan Hawa, mereka makan dan
minum seperti kita. Akan tetapi kita tidak menempuh jalan mereka, kita terlalu
cinta dunia padahal kita dituntut untuk meninggalkan dunia dan tidak
sekali-kali meliriknya. Apa yang harus kita kerjakan justru kita tinggalkan.
Nasehat yang beliau
sampaikan juga diantaranya, tanda-tanda cinta seseorang kepada yang ia cintai
adalah Shidq (berlaku benar dan jujur, serta sungguh-sungguh
dalam meneladani orang yang ia cintai), baik dalam perbuatan, niat, keyakinan
maupun ucapan. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh datuk beliau Al-Habib Umar
bin Segaf Assegaf :
لاَ تَدَّعِي
فَالصِّدْقُ لَهُ عَلاَئِمْ
“Janganlah engkau
mengaku-aku, karena shidq mempunyai tanda-tanda”
Sebagaimana
diceritakan oleh beliau tentang seorang Syeikh yang bernama Sya’roni, suatu
ketika beliau hendak menguji kesungguhan cinta para Sahabat-sahabatnya
(murid-muridnya). Syeikh Sya’roni menulis permintaan bantuan keuangan di atas
lembaran-lembaran kertas. Kertas-kertas itu nanti akan dibagikan kepada para
sahabat-sahabatnya dengan kemampuan keuangan mereka masing-masing, ada yang
mendapat permintaan sebesar 50 dirham, ada yang 100 dirham, dan ada pula yang
200 dirham. Setelah sahabat-sahabat Syeikh Sya’roni datang, kertas-kertas
tersebut dibagikan. Kemudian mereka membaca angka yang tertulis di kertas itu
lalu saling pandang, seraya mengatakan :
“Syeikh meminta berapa
dirham ?”, tanya salah satu di antara mereka.
“Ia minta 50 dirham”,
jawab salah seorang.
‘Ia meminta 100
dirham”, jawab yang lain.
“Ia minta 200 dirham”,
sahut yang lain.
Merekapun heran dengan
perbuatan Sang Syeikh, akhirnya sebagian dari mereka memutuskan untuk pulang
saja sambil mengatakan, ‘Syeikh kita ternyata cinta dunia’, lalu detik itu juga
merekapun memutuskan persahabatannya dengan Sang Syeikh. Adapun sebagian yang
lain dari mereka masih tetap berpegang teguh dan menjalin hubungan yang erat
dengan Sang Syeikh. Selang beberapa waktu Syeikh Sya’roni merasa lega atas
ujian yang telah diberikan kepada sahabat-sahabatnya sembari berkata ;
“Jernihlah pikiranku dan tenanglah ibadahku”.
Kini telah terlihat
siapa sesungguhanya seorang murid yang mengaku benar-benar tulus dan cinta
kepada sosok figur teladannya.
Dan diantara
wasiat-wasiat lain yang ditekankan Al-Habib Muhammad bin Hadi Assegaf kepada
para penduduk akhir zaman sebagaimana telah disampaikan oleh Ibrahim bin Adham,
yaitu :
§ Manusia hendaknya menghindari banyak tidur,
karena hal itu akan menghapus keberkahan umur.
§ Manusia hendaknya menghindari banyak bicara
tentang hal-hal yang tidak bermanfaat, karena itu menyebabkan meninggal dalam
keadaan buruk (Su’ul Khotimah).
§ Manusia juga hendaknya menghindari banyak
makan, karena hal itu menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan nikmatnya
Ibadah.
§ Manusia hendaknya tidak terlalu banyak bergaul
dengan masyarakat luas, karena hal itu membuat tidak lurus dalam berpegang
teguh terhadap masalah dan urusan agama.
Itulah sedikit nasehat
dan hikmah yang telah disampaikan oleh Al-Habib Muhammad bin Hadi Assegaf, bagi
kita penduduk akhir zaman ini hendaknya berpegang teguh dan sungguh-sungguh
terhadap nasehat dari kaum Salaf, karena jalan hidup dan sepak terjang mereka
telah sesuai dengan jalan yang digariskan oleh Kakek Para Salaf yang Agung
yaitu Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kiranya yang sedikit ini dapat kita
ambil manfaat, semoga dapat menggugah hati yang lalai, dan dapat menambah
semangat kita untuk melakukan amal Ibadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
tulisan asal dari BAMAH.netWallahu A'lam Bish Shawab - Hanya Allah Maha mengetahui apa yang benar.
Comments